sharing all about film story, technology, internet,computer, programming, news,tips and trick

Full width home advertisement

The story of the film

Post Page Advertisement [Top]

Sang Penari (2011): Kisah Persahabatan, Kecintaan pada Budaya Lokal, dan Pesan Penting tentang Mengampuni

"Sang Penari" merupakan film Indonesia yang dirilis pada tahun 2011, yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Ahmad Tohari. Film ini disutradarai oleh Ifa Isfansyah, dan diproduksi oleh Daud Sumolang dan Mira Lesmana. "Sang Penari" berhasil memenangkan 12 penghargaan dalam berbagai kategori di Festival Film Indonesia 2011, dan berhasil meraih sambutan positif dari penonton maupun kritikus film.

Film ini mengisahkan tentang dua tokoh utama, Srintil (diperankan oleh Prisia Nasution) dan Rasus (diperankan oleh Oka Antara), yang hidup di sebuah desa kecil di Jawa pada tahun 1960-an. Srintil adalah seorang penari jaipong yang terkenal di desa itu, sementara Rasus adalah seorang pemuda miskin yang bercita-cita menjadi pemimpin desa.


Kehidupan Srintil terbilang cukup bahagia, karena ia dihormati dan dihargai oleh masyarakat setempat. Namun, hidupnya mulai berubah ketika ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Rasus. Rasus jatuh cinta pada Srintil, dan ingin memperjuangkan cintanya dengan cara apapun.

Namun, kisah cinta mereka tidak berjalan mulus. Rasus tidak mampu membayar mahar yang diminta oleh orang tua Srintil, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta mencari uang. Sementara itu, Srintil bertemu dengan seorang penari jaipong terkenal bernama Kartareja, yang mengajarkan teknik tari yang lebih baik padanya.

Setelah beberapa tahun berlalu, Rasus kembali ke desanya dengan membawa uang yang ia dapatkan di Jakarta. Namun, ia menemukan bahwa Srintil telah berubah. Srintil telah menjadi lebih terkenal dan dihormati dari sebelumnya, dan ia juga telah memiliki seorang kekasih yang lain. Rasus merasa kesal dan marah, dan ia memutuskan untuk memperjuangkan Srintil dengan cara yang salah.

Rasus bergabung dengan gerakan komunis yang sedang marak pada masa itu, dan memanfaatkan Srintil untuk mengumpulkan dukungan dari masyarakat setempat. Namun, gerakan komunis tersebut akhirnya dikepung oleh pemerintah, dan Rasus harus melarikan diri. Sementara itu, Srintil dijebloskan ke penjara karena dianggap sebagai anggota gerakan tersebut.

Ketika Srintil keluar dari penjara, ia kembali ke desanya dan menemukan bahwa segalanya telah berubah. Desa yang dulu ramai dan penuh kehidupan, kini telah menjadi sunyi dan sepi. Rasus yang dahulu menjadi teman baiknya, kini menjadi musuhnya yang paling besar.

Di akhir cerita, Srintil memutuskan untuk meninggalkan desanya dan pergi ke Jakarta untuk memulai hidup baru. Ia berjanji untuk terus menari dan mengembangkan bakatnya, sementara Rasus terus meratapi nasibnya yang telah menjadi pengkhianat dan musuh masyarakat.

Meskipun Srintil telah pergi ke Jakarta, ia tidak pernah melupakan desanya dan kehidupannya di sana. Ia masih merindukan Rasus dan teman-temannya yang dulu selalu menemaninya. Sementara itu, Rasus terus meratapi kesalahannya dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya.

Beberapa tahun kemudian, Srintil menjadi penari jaipong yang terkenal di Jakarta. Ia telah tampil di banyak panggung dan memenangkan banyak penghargaan. Namun, meskipun kesuksesannya di Jakarta, ia masih merindukan desanya dan Rasus.

Suatu hari, Srintil menerima kabar bahwa Rasus telah meninggal. Ia sangat terkejut dan sedih, dan memutuskan untuk kembali ke desanya untuk menghadiri pemakaman Rasus. Saat tiba di desanya, ia merasa sedih dan terharu melihat bahwa masyarakat setempat masih mengenang Rasus dengan baik.

Saat menghadiri pemakaman, Srintil bertemu dengan beberapa teman dan kerabat Rasus. Mereka bercerita tentang bagaimana Rasus telah mencoba memperbaiki kesalahannya sebelum meninggal. Mereka juga bercerita tentang bagaimana Rasus selalu merindukan Srintil dan berharap dapat bertemu dengannya lagi sebelum meninggal.

Mendengar cerita-cerita ini, Srintil merasa sangat menyesal dan sedih. Ia merasa bahwa ia telah kehilangan teman yang baik, dan juga merasa bersalah karena tidak pernah memberi kesempatan pada Rasus untuk memperbaiki kesalahannya. Namun, ia juga merasa lega karena akhirnya dapat berbicara dengan teman-temannya yang dulu, dan merasakan kehangatan desanya yang dulu pernah dirindukannya.

Setelah pemakaman, Srintil memutuskan untuk tinggal di desanya untuk beberapa waktu. Ia ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya yang dulu, dan juga ingin mengembangkan seni tari jaipong di desanya. Ia berjanji akan kembali ke Jakarta setelah beberapa bulan, dan menunjukkan kepada dunia bahwa desa kecil di Jawa juga memiliki potensi seni yang besar.

Dalam waktu beberapa bulan, Srintil berhasil mengembangkan seni tari jaipong di desanya. Ia membuka sekolah tari dan mengajarkan teknik tari yang ia pelajari di Jakarta. Ia juga mengadakan pertunjukan tari jaipong di desanya, yang berhasil menarik perhatian banyak orang dari luar desa.

Dalam akhir cerita, Srintil kembali ke Jakarta dan melanjutkan karirnya sebagai penari jaipong yang terkenal. Namun, ia tidak pernah melupakan desanya dan teman-temannya yang dulu. Ia sering kembali ke desanya untuk mengunjungi teman-temannya, dan juga untuk mengadakan pertunjukan tari jaipong di sana.

Kisah Srintil dan Rasus di "Sang Penari" mengajarkan kita tentang arti persahabatan dan kesetiaan. Mereka adalah dua orang yang saling membantu dan saling mendukung, meskipun hidup mereka berjalan dalam arah ah yang berbeda. Srintil dan Rasus saling menginspirasi satu sama lain, dan membuktikan bahwa persahabatan sejati dapat bertahan meskipun diuji oleh berbagai rintangan.

Film "Sang Penari" juga menggambarkan pentingnya menjaga dan melestarikan seni dan budaya lokal. Srintil adalah seorang penari jaipong yang berhasil memperkenalkan seni tari jaipong ke Jakarta dan dunia internasional. Namun, ia tidak pernah melupakan akar budayanya di desa kecil di Jawa. Ia kembali ke desanya untuk mengembangkan seni tari jaipong dan memperkenalkannya kepada masyarakat setempat.

Kisah Srintil juga mengajarkan kita tentang pentingnya memaafkan kesalahan orang lain. Meskipun Rasus telah membuat kesalahan besar yang mempengaruhi hidup Srintil, Srintil akhirnya bisa memaafkan Rasus dan mengerti bahwa Rasus sebenarnya adalah orang yang baik dan setia sebagai teman.

Selain itu, film "Sang Penari" juga menghadirkan pesan tentang pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Terkadang kita seringkali sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas lainnya sehingga melupakan hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Namun, hubungan tersebut sangat penting dan harus dijaga, karena mereka adalah orang-orang yang selalu siap mendukung dan membantu kita dalam setiap langkah kehidupan.

Dalam kesimpulannya, "Sang Penari" adalah sebuah film yang menggambarkan kisah persahabatan, kesetiaan, dan kecintaan terhadap budaya lokal. Film ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan dengan orang lain, menjaga dan melestarikan seni dan budaya, serta memaafkan kesalahan orang lain. Film ini juga menampilkan keindahan tari jaipong dan budaya lokal Jawa, yang dapat menginspirasi kita untuk mempelajari dan menghargai budaya-budaya lokal di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

You Comment, I will follow and Do Follow Blog

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib